BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam banyak buku, makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan perkembangan sehingga kedua istilah itu penggunaannya seringkali dipertukarkan (interchange) untuk makna yang sama. Ada penulis yang suka menggunakan istilah pertumbuhan saja dan ada yang suka menggunakan istilah perkembangan saja. Dalam makalah ini istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-¬perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif semakin besar dan atau panjang, sedang istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan terjadinya pcrubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek sosial.
Pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, oleh karena itu urgen pertumbuhan dalam perkembangan anak menjadi perhatian yang intens dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan individu.(Sarwono Prawirohardjo, 2006:89)
Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisasi tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan itu khususnya perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis. Karena setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, , inteligensi maupun emosi, satu sama lain saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.
Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek pertumbuhan fisik, intelek, dan emosi. Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah tersebut adalah:
1.Bagaimana pertumbuhan fisik pada manusia sejak sebelum dan sesudah lahir?
2.Bagaiaman tahapan perkembangan intelekualitas pada individu?
3.Bagaimana bentuk emosi pada individu?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk menjelaskan pertumbuhan fisik pada manusia sejak sebelum dan sesudah lahir.
2. Untuk menjelaskan tahapan perkembangan intelekualitas pada individu.
3. Untuk menjelaskan bentuk emosi pada individu.
4. Sebagai bahan pembelajaran khususnya penulis dan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN MAKALAH
A. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic (M. Ali, 1988:78).
Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur da fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-msing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan (M. Ali, 1988: 79).
1. Pertumbuhan Sebelum Lahir
Manusia itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan set telur dan sperma) yang membentuk suatu set kehidupan, yang disebut embrio. Embrio manusia yang telah berumur satu bulan, berukuran sekitar setengah sentimeter. Pada umur dua bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah sentimeter dan disebut janin atau "fetus". Baru setelah satu bulan kemudian (jadi kandungan telah berumur tiga bulan), janin atau fetus tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing-masing komponen biologis telah mampu berfungsi secara mandiri.
Evolusi Manusia dari Sperma Menjadi Manusia
Bulan ke-1
Conception. Sperma, satu dari 500 million yang dikeluarkan ketika intercourse, menembus membran yang melindungi telur, kemudian memasukkan ekornya. Sekali telur terbuahi, tidak ada sperma lain yang bisa masuk. Selanjutnya telur tebuahi mulai membelah.
1 minggu setelah pembuahan, bulatan terdiri 200 cell disebut embrio, menempel pada uterus.
Bulan ke-2
(2 Gambar Kiri) Incredible Transformation. 3 minggu setelah pembuahan, embrio berkembang seperti pada gambar kiri. Ujungnya kelak menjadi kepala dan otak. Selanjutnya berkembang lebih menyerupai mahluk hidup. Karena perubahannya yang cepat itu, embrio bersifat rentan, mudah rusak oleh asupan makanan bumil seperti: alkohol, rokok, dan obat2an.
(4 Gambar Kanan) Pertengahan bulan ke-2, cepet ya, mata terbentuk pertama kali pada bagian samping kepala (R). Bergeser agak ke depan pada minggu ke-7 (T), minggu ke-8.5 (C), dan minggu ke-10 (B). Udah ada kelopaknya.
Bulan ke-3
Embrio berubah menjadi fetus. Organ dalam terbentuk. Plasenta kelihatan, pembuluh darah juga jelas. (L) Jari tangan dan kaki mulai kelihatan bentuknya (R). Jari tangan berkembang lebih dulu daripada kaki. Sama halnya ketika lahir, tangan akan lebih dulu aktif untuk memegang daripada kaki untuk berjalan.
Bulan ke-4
Kelopak mata makin sempurna dan bereaksi terhadap cahaya. Hidung, bibir, dan dagu tebentuk. Kulit ditumbuhi bulu2 bernama lanugo. Genital luarnya sudah mulai terbentuk. Itulah kenapa minggu ke-13 sampai ke-17 kita bisa mengetahui gendernya melalui USG.
Tulang sudah mulai kelihatan, walopun belum benar2 jadi tulang sampai dia lahir nanti. Dia ditemani bulatan bernama kuning telur yang bertugas mensupply darah sampai organ tubuhnya bisa berfungsi. Oh ya, bayi pada bulan ke-4 ini masih kelihatan kecil walopun sudah berbentuk. Karena makanan dan energi digunakan mostly untuk pembentukan organ.
Bulan ke-5
Gambar kiri: proses pertumbuhan telinga.
Sudah bisa mendengar suara jantung dan aliran darah ibunya, kemungkinan suara ibunya. Namun belum bisa mendengar kebanyakan suara luar. Meconium, alias poop pertama, yang nanti keluar setelah bayi lahir, mulai terbentuk. Kalo perempuan, mulai memproduksi telur menunggu sampai mulainya period nanti. Kalo laki2, sudah mulai memproduksi testosterone. Sudah bisa menelan, mengemut jari, eh ini Kaka niiih, dulu pas diusg jempolnya diemut2
Akhir bulan ke-5, akan memproduksi lemak, kelak jadi jerawat, dan membuat kulitnya lebih berisi, semakin sempurna
Sudah melayang2 bagaikan penyelam ulung, di sini kita mulai bisa merasakan gerakan bayi yang kemungkinan pada saat menyelam itu dia membentur dinding rahim.
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi. (Hurlock, 1956: 76)
2. Petumbuhan Setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan pertumbuhannya sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir sampai dengan umur, 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau pranatal) sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa, dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR
Gambar di atas menunjukkan bahwa setiap bagian fisik seseorang individu akan terus mengalami perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya. Jaringan saraf otak atau saraf sentral akan tumbuh dengan cepat karena saraf pusat itu akan menjadi sentral dalam menjalankan fungsi jaringan saraf di seluruh tubuh manusia.
Menurut Muhammad Syafi,I di kutip dari Prof. Dani Al Hafiz, secara garis besar tumbuh kembang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Tumbuh kembang fisik; meliputi perumahan dalam ukuran besar dan fungsi individu.
2. Tumbuh kembang intelektual; meliputi kepandaian komunikasi, bermain, berhitung dan membaca.
3. Tumbuh kembang emosional; meliputi kemampuan membentuk ikatan batin, berkasih saying, menangani kegelisahan, mengelola sifat agresif/marah. (Muhammad Syafi,I, 2009: 24)
Perlu diingat bahwa pertumbuhan dan perkembangan setiap individu bersifat unik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor genetik (faktor bawaan), lingkungan (baik itu biologis ataupun psikologis) dan perilaku (keadaan/perilaku pada keluarga).
Agar pertumbuhan dan perkembangan anak optimal, harus diperhatikan:
1. Lingkungan; harus mendukung kesehatan biologis dan psikologis anak
2. Gizi; harus cukup dan seimbang
3. Keteraturan ke pelayanan kesehatan; meliputi pemberian imunisasi
4. Istirahat dan tidur; harus cukup, hindari kelelahan. (Muhammad Syafi,I, 2009: 26)
B. Intelek
Menurut Wechler merumuskaan intelektual/intelligensi sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi/intelektual bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual”.( Dani, 2008: 78)
Perkembangan dapat diartikan ” suatu proses perubahan pada diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis progresif, dan berkesinambungan”, (Syamsu Yusuf: 83).
Dan semua para ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).
Hubungannya dengan intelektual remaja bahwa inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatui fiksi ilmiah untuk mendeskripsiskan prilaku induvidu yang berkaitan dengan kemampuan intelektualnya. Dalam mengartikan inteligensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Diantaranya menurut C.P. Chaplin (1975) mengartikan inteligensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif (Syamsu Yusuf : 106
Menurut Andi Mappiare hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara lain:
1) Bertabahnya informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikr reflektif.
2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang bisa berpikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berpikir,menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalahdan menarik kesimpulan yang baru dan benar. (Andi Mappiare 1982: 80).
C. Emosi
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah, senang, sedih, ceria dan sebagainya.
Pada awalnya emosi pada bayi itu hanya tampil sebagai pernyataan diri yang hanya akan tampil bila keadaan ifsiologisnya (bayi) tidak menyenangkan.misalnya, perut bayi kosong, (kita menyebutnya dia lapar). Pada saat itu kontraksi lambungnya membuat perutnya terasa sakit, maka bayi akan menangis karena lapar. Contoh lain, pada saat ibu sadar bayinya lapar, dia berusaha membuat bayinya tenang dengan cara menyusuinya. Bayi digendong dalam pelukannya yang hangat, dihibur dengan kata kata yang menunjukkan kasih sayang, di tepuk-tepuk, disusui. Rasa lapar bayi hilang, rasa sakitnya juga hilang, dia digendong ditepuk-tepuk, dia merasa hangat, dan merasa senang.
Emosi yang terkait pada hal-hal yang bersifat fisiologis ini disebut sebagai emosi primer, biasanya berlangsung sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan, dan mulai berkurang pada usia sekitar 1 tahun. Bentuk emosi primer adalah gembira, sedih, tidak suka, marah, terkejut dan takut. Emosi-emosi primer ini bisa di tampilkan dalam bentuk yang intens, kuat, atau bisa juga ditampilkan dalam bentuk yang sedangsedang saja. Pada usia sekitar 1 1/2 tahun yaitu setelah bayi mengenali bahwa diri berbeda dari orang lain maka bayi akan mengembangkan emosi yang sekunder, yaitu emosi yang terkait dengan kesadaran dirinya, disebut juga emosi yang dikaitkan dengan kehadiran orang lain. Emosi sekunder ini juga akan mengalami perkembangan. Pada awalnya bayi mengembangkan rasa empati (kalau melihat teman menangis,bayi ikut menangis), dia juga bisa merasa iri/ jelus pada anak lain atau pada adik kalau sudah ada adik, selain itu bayi sudah bisa menunjukkan rasa malu. Empati, rasa iri dan rasa malu ini mulai berkembang sekitar usia 1 ½ hingga usia 2 tahun.
Selanjutnya hingga usia 2½tahun bayi bisa mengembangkan rasa bangga akan diri, (Andi sekarang punya mobil baguuuusss sekali). Bersamaan dengan itu ia juga mengembangkan rasa bersalah dan rasa malu. Emosi-emosi ini terkait dengan penilaian dia terhadap dirinya sendiri, karena disini anak mulai mengenali aturan aturan sosial yang berlaku dan ia juga mulai bisa menggunakan standarstandar atau aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya untuk menilai tingkah lakunya secara sederhana. (M. Ali, 1988:56)
contohnya, Arisman usia 3 tahun, karena tidak bisa mengendalikan dirinya ketika marah pada teman, dia memukul teman hingga teman menangis. Orang tua Arisman sudah pernah memberi tahu pada Arisman bahwa memukul teman akan menyebabkan teman merasa kesakitan, jadi kalau teman melakukan kekeliruan sebaiknya teman itu diberi tahu ,jangan dipukul. Ketika melihat teman menangis, Arisman baru sadar bahwa dia melakukan kesalahan, muncul rasa bersalah pada Arisman.
Mengapa emosi pada bayi dan anak menjadi penting?
1. Emosi pada bayi menjadi penting, di kutip dari Monica dalam bukunya yang berjudul karena Perawatan Bayi Resiko Tinggi, Monica menyatakan “aktivitas emosi bisa merangsang perkembangan system syarafnya”. (Monica, 2005:30) Selanjutnya menurut para ahli, kalau proses kematangan system syaraf di otak berlangsung baik maka keadaan ini sebaliknya akan membuat emosi anak lebih stabil, demikian pula kemampuan anak untuk meregulasi, mengendalikan emosi-emosinya juga akan lebih wajar. Pemenuhan kebutuhan emosi oleh ibu atau pengasuh yang memberikan rasa nyaman dan rasa aman yang dialami semenjak bayi akan menjadi landasan yang kokoh untuk bisa mengembangkan kapasitas kapasitas menalar yang diharapkan akan dikembangkan di usia sekolah. Oleh karena itu, pendidikan dibawah usia 6 tahun seyogyanya dipusatkan pada pengembangan rasa aman dan nyaman pada bayi dan anak yang sebagian besar berbentuk kegiatan bermain. (Monica, 2005: 35)
2. Selain itu emosi pada masa bayi juga merupakan bahasa pertama yang terjalin antara ibu dan bayinya sebelum dia mampu berbicara. Bayi bereaksi pada saat memandang ekspresi wajah dan nada suara orang tuanya. Sebagai jawabannya ibu atau pengasuh berusaha memahami apa yang ingin disampaikan oleh bayi dan berusaha menjawab dengan tepat apakah “keluhan” atau “kegembiraan “ bayinya. Setelah melihat “jawaban” Ibu atau pengasuh yang responsive itu, bayi akan menunjukkan “reaksi-reaksi” jawabannya yang selanjutnya akan membuat “percakapan ekspresi emosi” ini menjadi semakin menarik. Dengan cara yang menyenangkan kedua belah pihak ini ibu atau orangtua yang responsive membantu bayinya mengembangkan rasa aman dan rasa nyamannya. Konon, kata para peneliti psikologi, rasa aman yang terbentuk akibat relasi emosi yang menyenangkan antara bayi dan ibu atau pengasuhnya, kelak di kemudian hari akan membuat individu merasa bahwa dirinya memang berharga, yang pada gilirannya akan membuat individu tersebut mengembangkan kepercayaan diri dan mengembangkan keyakinan-keyakinan bahwa dirinya mampu serta berharga. (Monica,2005: 36)
Para ahli juga mengungkapkan bahwa rasa aman dan nyaman yang terbina pada masa usia dini ini kelak akan membuat individu merasa bahwa lingkungan itu aman dan nyaman, bahwa orang lain bukanlah tokoh yang menakutkan. Rasa aman ini akan membuat anak lebih berani untuk melakukan penjelajahan kedalam lingkungannya, dan akan memperkaya khasanah pengalaman dalam pembentukan pribadi/individu kecilnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic. Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur da fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-msing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, dan intelektual.
2. Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
3. Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah, senang, sedih, ceria dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappiare. Perkembangan dan Pertumbuhan Individu. Jakarta: Kalam Mulia.1982.
Cahyani Ani Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006.
Dani Maulana. Perkembangan Intelektual pada Anak. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Hurlock. E.B. Psikologi Perkembangan;Suatui Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan. Alih bahasa Isti Widayanti, dkk. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. 1990.
LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Remaja dan Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Monica. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: Karya Bersama. 2005.
Muhammad Syafi’ I. Melihat Tingkah Anak : Suatau Pendekatan dalam Pendidian. Semaranag: PT. Makmur Jaya. 2009.
M. Ali. Tumbuh Kemabang dalam Perkembangan. Bandung: PT. Cemerlang. 1988
Sarwono Prawirohardjo. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatural, Jakarta : EGC. 2006.
Minggu, 04 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar